Anda mungkin memiliki seribu teman, tetapi apakah Tuhan satu di antara mereka? Seberapa sering anda memikirkan Dia dan mencari nasihat-Nya dalam masalah pribadi anda?
Kebanyakan orang terburu-buru kepada Tuhan di saat-saat sulit, tetapi apakah anda mencari Dia ketika anda membutuhkan nasihat umum? Esai ini menyarankan praktik sederhana untuk mewujudkan kekuatan Tuhan dan bimbingan-Nya dalam kehidupan sehari-hari anda.

Jadikan Tuhan teman intuitif anda. Minta Dia untuk berada di sana sepanjang waktu bersama anda dan membantu anda dalam semua upaya anda. Jadikan Dia Percaya diri dekat anda, penasihat tepercaya anda, di mana anda bisa mengungkapkan semua rahasia anda dan kepada siapa anda bisa mencurahkan semua kesengsaraan anda.

Jadikan Dia Sahabat intim anda, seseorang yang tidak dapat anda tinggalkan, yang tidak dapat anda tinggalkan dan yang selalu ada bersama anda, di mana pun anda berada, apa pun yang anda lakukan dan apa pun yang anda pikirkan.

Bagikan dengan Dia pikiran dan ketakutan anda, rahasia dan tawa anda, hidup dan tujuan anda, kerugian dan keuntungan anda. Dan ketika anda mempersiapkan diri anda untuk beristirahat, biarkan Dia memasuki hati anda dan menuntun anda ke mimpi indah atau kedamaian yang tidak terganggu.

Melalui persahabatan dengan Tuhanlah kita menyadari arti sebenarnya dari persahabatan yang bersandar pada nilai-nilai kepercayaan, iman dan cinta tanpa syarat. Melalui persahabatan kita dengan-Nya, kita menyadari tujuan dan pentingnya keberadaan kita.

Persahabatan kita dengan Tuhan mungkin dimulai sebagai imajinasi belaka. Dengan keyakinan dan iman dapat bertindak seolah-olah Dia ada di sana bersama kita, menanggapi permintaan kita dan mendengarkan hati kita.

Ketahuilah bahwa imajinasi adalah kekuatan Tuhan yang diwariskan sebagai bagian dari ciptaan. Ini diencerkan oleh kelemahan pikiran kita, tetapi diperkaya oleh kecemerlangan visi kita. Jika kita berlatih dengan ketekunan dan kepastian iman, kita akan segera menyadari bahwa sesuatu yang dimulai hanya sebagai imajinasi dalam pikiran kita, telah mengambil bentuk menjadi kenyataan hidup, membawa Tuhan langsung ke pusat dunia kita dan hidup kita.

Pada awalnya kita akan memiliki banyak harapan dari-Nya dan kadang-kadang kita bahkan mungkin kecewa dengan tanggapan-Nya, karena Dia tidak memikirkan cara kita berpikir dan tidak bertindak seperti yang kita harapkan dari Dia untuk bertindak.

Dia memiliki alasan untuk setiap hal yang terjadi pada kita yang tidak sepenuhnya diketahui oleh kita. Tetapi hidup dalam kepastian bahwa apa pun yang Dia kehendaki terwujud dalam hidup kita adalah bagian dari rencana ilahi-Nya yang misterius, di mana hasil akhirnya hanyalah kebaikan dan kesejahteraan kita.

Dia yang menghabiskan seluruh harinya bersama Tuhan tidak pernah hilang dari-Nya. Tuhan akan mengurus semua tanggung jawabnya dan akan mengurus semua kebutuhannya. Ini adalah pesan yang disampaikan kepada kita oleh pengikut Tuhan yang sejati di semua agama.

Di dalam persekutuan dengan Tuhan kita tidak akan kehilangan apa pun kecuali kepicikan dan ego kita. Dengan Dia sebagai teman dan dermawan kita, kita memiliki semua kekayaan dunia yang kita miliki.

Dalam terang cinta-Nya dan kekuatan Kebenaran-Nya, kita terbebas dari penyakit akal budi manusia dan kepicikan kesadaran egoistik kita yang biasa. Dia memberikan kepada kita sifat-sifat seperti itu yang hanya didengar tetapi tidak dialami. Dia mengembangkan dalam diri kita sebuah visi yang jarang dicapai oleh manusia biasa. Dia mencurahkan ke dalam hidup kita kesenangan dan pengalaman yang begitu dalam yang bahkan tidak bisa kita bayangkan.

Dalam persahabatan dengan Tuhan, jangan menjadi penerima pasif hanya berkat dan berkah. Balikkan dengan sepenuh hati dan ketulusan, seperti teman sejati, dengan apa pun yang kita miliki. Meskipun dengan mencari bantuan dari-Nya, berikan segala sesuatu yang kita yakini benar-benar milik kita hanya untuk-Nya. Arahkan kepadaNya segala hal yang datang kepada kita sebagai hadiah atau penghargaan. Sisihkan semua ide kepemilikan dan jadikan Dia pemilik sejati kehidupan dan kekayaan kita.

Persembahkan kepada-Nya hidup dan prestasi kita dalam semangat persahabatan sejati dengan rasa pengorbanan yang tak tertandingi. Jalani hidup yang bukan sepenuhnya milikmu tetapi dari Tuhan. Jalani hidup yang tidak didasari pertimbangan manusiawi kita melainkan pada nilai-nilai sakral kehidupan ilahi.

Dalam pemberian ini dan dalam inisiatif ini, kita akan merasakan nilai sejati persahabatan yang abadi dan tidak berubah. Melalui pengorbanan inilah kita menjadi sahabat sejati bagi Tuhan. Bukan dengan mencari bantuan-Nya untuk menggunakan-Nya memajukan ambisi egoistik sendiri.

Ketika kita mengatasi kebutuhan untuk menggunakan Tuhan untuk tujuan kita sendiri, kita mencapai hak untuk masuk ke dalam hubungan yang benar dengan-Nya. Ketika kita kehilangan keinginan untuk mengesankan-Nya untuk mendapatkan kebaikan-Nya, kita melampaui keinginan-keinginan dan menjadi lebih dekat dengan-Nya. Ketika kita kehilangan segalanya untuk mendapatkan Dia, kita benar-benar menemukan di dalam Dia seorang sahabat sejati dan berharga yang akan tinggal bersama kita sampai kekekalan.

Sekarang, anda mungkin bertanya-tanya kepada Tuhan mana yang kita maksudkan di sini. Tuhan dalam konteks ini adalah Diri tertinggi (Jiwa), Tuhan pribadi kita, dewa dalam diri, atau Diri batin anda. Pilih salah satu dari mereka, tetapi hanya satu sehingga pikiran anda dapat distabilkan dalam segala hal.