Abad ke-20 secara bertahap melihat munculnya berbagai paradigma baru secara bersamaan di berbagai bidang ilmiah yang memaksa filsafat untuk memeriksa kembali pendekatan reduksionis yang menghasilkan munculnya pemikiran holistik dalam filsafat.
Dalam bidang ilmiah, beberapa paradigma baru telah menjadi pengaruh besar dalam munculnya pemikiran holistik. Yang penting di antaranya adalah Teori Relatif, Mekanika Kuantum, teori Big-Bang tentang asal-usul dan evolusi Alam Semesta, Teori Sistem Umum, termodinamika non-kesetimbangan, matematika kekacauan dan fraktal, Gaia-hipotesis dll. Dalam perawatan kesehatan primer, istilah 'holistik' telah digunakan untuk menggambarkan pendekatan yang mempertimbangkan pertimbangan sosial dan penilaian intuitif lainnya.
Istilah holisme dan yang disebut pendekatan, muncul dalam pengobatan psikosomatik pada 1970-an, ketika mereka dianggap sebagai salah satu cara yang memungkinkan untuk mengkonseptualisasikan fenomena psikosomatik. Alih-alih memetakan hubungan kausal satu arah dari jiwa ke soma, atau sebaliknya, itu bertujuan pada model sistemik, di mana banyak faktor biologis, psikologis dan sosial dilihat sebagai saling terkait.
Lainnya, pendekatan alternatif pada tahun 1970 adalah pendekatan psikosomatik dan somatopsik, yang berkonsentrasi pada hubungan sebab akibat hanya dari jiwa ke soma, atau dari soma ke jiwa, masing-masing. Saat ini sudah biasa dalam pengobatan psikosomatik untuk menyatakan bahwa jiwa dan soma tidak dapat benar-benar dipisahkan untuk tujuan praktis atau teoritis.
Gangguan pada tingkat mana pun - somatik, psikis, atau sosial - juga akan menjalar ke semua tingkat lainnya. Dalam pengertian ini, pemikiran psikosomatik mirip dengan model pengobatan biopsikososial. Banyak praktisi pengobatan alternatif mengadopsi pendekatan holistik untuk penyembuhan. Pendekatan baru dalam filsafat bersama dengan paradigma baru di berbagai bidang ilmiah dan lainnya telah memberikan dasar filsafat holistik modern.
Pierre Teilhard de Chardin telah memperkenalkan konsep noosphere. Ini telah diperkenalkan dalam kerangka kerja konseptual evolusioner yang lebih luas. Kehidupan dijelaskan dalam istilah evolusi alami dari materi yang mengatur diri sendiri. Evolusi, bagaimanapun, dipandang sebagai tujuan, membawa melalui manusia ke 'titik Omega' akhirnya, semacam konvergensi antara umat manusia, noosfer, dan Tuhan.
John Smuts (1926) telah memberikan pendekatan evolusi dan spiritual pada holisme yang memiliki hubungan dengan konsep 'noosfer'.
An Whitehead (1925) mengembangkan teori Mekanisme Organik dan mengusulkan bahwa sejarah kehidupan manusia adalah bagian dalam sejarah kehidupan dari suatu pola yang lebih besar, lebih dalam, dan lebih lengkap. Dalam bukunya Adventure of Idea (1933), ia mengembangkan pendekatan filosofis terintegrasi dan memelopori gerakan menuju sistem pemikiran yang memandang sains dan filsafat sebagai aspek berbeda dari pikiran manusia.
JG Bennett dalam bukunya empat jilid The Dream of Universe (1956-1966) berusaha untuk membawa semua pengetahuan ilmiah dalam ruang lingkup satu teori keberadaan yang komprehensif. Berurusan dengan semua cabang ilmu pengetahuan, teori ini menunjukkan hubungan di antara mereka dalam hal satu set kategori fundamental yang berasal dari pengamatan empiris, geometri enam dimensi dan satu set hipotesis eksistensial yang mendefinisikan materi pelajaran dari disiplin ilmu utama.
Oliver Reiser dalam buku The Intergration of Human Knowledge (1958) mencari teknik untuk integrasi semua pengetahuan manusia dan menawarkan dasar bagi filsafat individu dan filsafat dunia. Dia menganjurkan sintesis sains dan filsafat, dan evaluasi ulang pengetahuan manusia tentang dirinya dan sains untuk mengembangkan sistem pemikiran yang menghubungkan manusia dengan alam semesta.
Dalam bukunya Cosmic Humanism (1966), ia mempresentasikan teori kosmos delapan dimensi, berdasarkan pada prinsip-prinsip integratif dari sains, agama dan seni. Ia lebih jauh mengembangkan konsep humanisme kosmik yang menyatakan bahwa itu "adalah pandangan dunia yang lengkap, teori pengetahuan, kosmologi dan kemungkinan agama universal"
Ludvig von Bertalanffy, pendiri Teori Sistem Umum, dalam bukunya Profile of Life (1952) mengusulkan teori kehidupan organik. Dia menyatakan pandangan bahwa fenomena kehidupan tidak dapat diselesaikan ke dalam unit-unit dasar, tetapi tergantung pada interaksi, organisasi dan tatanan yang dinamis.
Arthur Koestler dalam menolak filosofi reduksionis mengembangkan konsep 'Holon' sebagai sistem yang terdiri dari subsistem, yang juga merupakan subsistem dari beberapa supersistem. Dia lebih jauh mengembangkan konsep SOHO (Self Heularchic Order Self-regulating Open), yang merupakan penjelasan tentang bentuk keseimbangan dinamis ('homeostasis') yang akan terjadi hanya jika kecenderungan self-asertif dan integratif dari komponen holon saling mengimbangi masing-masing. Jika ini tidak terjadi, akan terjadi kekacauan dan kekacauan. Teorinya memiliki implikasi mendalam bagi masyarakat dan untuk memahami kesehatan manusia secara total.
Pergeseran dari reduksionisme ke pemikiran holistik jelas dalam berbagai bidang pengetahuan tetapi bagaimana dengan perubahan sosial yang terjadi?
Perubahan sosial biasanya bersifat evolusi, tetapi kadang-kadang bersifat revolusioner dan disertai dengan perubahan paradigma sosial. Paradigma sosial adalah konstelasi sikap, kepercayaan, nilai-nilai dan pengalaman, yang dimiliki oleh sebagian besar anggota masyarakat dan memungkinkan mereka untuk berkomunikasi dengan sukses dan efektif satu sama lain.
Pergeseran terakhir dari paradigma sosial di Eropa, dari 'Paradigma Abad Pertengahan' ke 'Paradigma Industri' dimulai selama Renaissance. Pergeseran berikutnya tampaknya menjadi 'Paradigma Kesadaran' yang sedang berlangsung sekarang.
Pengamatan langsung dari berbagai paradigma baru memberikan bukti untuk pergeseran paradigma ini. Sebagai tambahan, bukti untuk perubahan semacam itu juga diberikan oleh sampel data survei tentang sikap dan perubahan sikap orang. 'Paradigma Kesadaran' tampaknya sangat mirip dengan paradigma holistik baru.